Sabtu, 12 Desember 2009

Cara mengatasi pegal linu

PENGETAHUAN ILMIAH
Pegal linu bisa terjadi pada semua usia, meskipun sebagian besar pada orang tua [40 tahun ke atas]. Hal itu karena pada usia tua organ-organ tubuh sudah mengalami regresi/kemunduran. Pegal linu pada usia muda umumnya karena faktor kebiasaan, misalnya kurang suka berolah raga, kurang atau salah dalam pemanasan ataupun relaksasi dalam berolah raga. Bisa pula karena perubahan posisi dalam duduk, mengangkat barang, dan lain sebagainya
.

Sirkulasi darah yang kurang lancar sering juga menyebabkan badan capek, pegal linu, malas, dan tidak bersemangat saat bangun pagi. Bagi para pekerja bisa terkena penyakit pekerja (sick building syndrome /sindrom gedung sakit). Menurut Dr. Hendrawati Utomo, Sp.Ok.MS, setiap jenis pekerjaan memiliki risiko kesehatan. Gedung perkantoran yang ber-AC sentral menyimpan risiko sick building syndrome. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan sick building syndrome:
  1. Faktor Kimia
    Dipengaruhi oleh polusi dalam ruangan --sistem ventilasi dan sanitasi-- seperti pembuangan CO2, Co, ozon, asap rokok, ammonia dan sebagainya.
  2. Faktor Fisik
    Gerakan yang salah/sikap tubuh saat melakukan pekerjaan dan terjadi terus menerus dalam jangka waktu lama, tempat kerja serta peralatan kantor yang tidak tepat (penerangan, warna, ukuran tempat duduk/meja), penggunaan AC sentral dan terlalu dinginnya udara dari AC, penggunaan komputer dalam waktu lama.
  3. Faktor Psikososial
    Berkaitan dengan kondisi kejiwaan (stres, hubungan antara rekan kerja dan kesiapan bekerja), beban atau porsi pekerjaan.

Pegal Linu = Reumatik?
Perlu dibedakan antara nyeri pegal linu dan reumatik. Nyeri pegal linu belum tentu disebabkan asam urat, sedangkan bila reumatik dapat juga disebabkan peninggian asam urat. Reumatik karena tingginya asam urat disebut radang sendi gout/pirai. Masyarakat sering menyebutnya sebagai nyeri, encok, boyok, dan sebagainya.
Gejala khas dari gout adalah nyeri dan bengkak pada sendi yang terjadi tiba-tiba terutama pada malam hari menjelang pagi. Keluhan ini ditandai dengan rasa nyeri hebat, pembengkakan, kemerahan, panas pada sendi yang terkena. Biasanya 90% yang sering terkena adalah ibu jari kaki.

Bahan-bahan herbal yang cocok untuk mengatasi pegal-linu.

Zingiberis Rhizoma (Jahe Gajah)
Dengan kandungan aktif minyak atsiri (Gingerol) dan oleoresin yang mempunyai efek sebagai antiinflamasi (anti-radang) dan analgesik (penghilang rasa sakit) sehingga dapat meringankan sakit nyeri pada persendian dan mengatasi rasa pegal-pegal. Selain itu, jahe memiliki rasa pedas yang menghangatkan badan, sehingga dapat melebarkan pembuluh- pembuluh darah yang membuat aliran darah ke otot dan sendi menjadi lancar.


Curcumae domesticae Rhizoma (Kunyit)
Curcuminoid sebagai zat aktif di dalam kunyit memiliki efek analgesik (penghilang rasa sakit) dan antiinflamasi (antiradang) sehingga dapat membantu mengatasi pegal linu. Selain itu, kunyit juga bersifat sebagai antioksidan alami yang dapat membantu tubuh menangkal radikal bebas (dari polusi, sinar UV, makananminuman fast food, stres, dan sebagainya).


Kaempferiae Rhizoma (Kencur)
Kandungan minyak atsiri dalam kencur juga berkhasiat sebagai analgesik (penghilang rasa sakit) dan menghangatkan badan.





Myristicae Flos (Bunga Pala)
Mengandung minyak terbang (myristin, pinen, kamfen) yang bersifat stimulan dan sedatif, sehingga dapat mengurangi keletihan, lesu dan menyegarkan badan.






Caryophylli Flos (Bunga Cengkeh)

Mengandung minyak atsiri (eugenol) yang bersifat analgesik (penghilang rasa sakit) dan topikal anastetik untuk mengatasi rasa pegal linu dan nyeri otot.





Paullinia cupana (Guarana)

Kandungan aktifnya memiliki sifat seperti kafein yang bekerja sebagai stimulan dan tonik bagi tubuh. Membuat tubuh lebih bersemangat dan segar dalam beraktivitas.




Cara mengatasi pegal linu